Jangan malu menjadi orang Indonesia

Kamis, 22 Desember 2011

Untuk Mamahku Tercinta

Suatu ketika seorang bayi siap dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan, dia bertanya kepada Tuhan, "Para malaikat di sini mengatakan bahwa besok akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara hidup saya di sana? Saya begitu kecil dan lemah."
Tuhan menjawab, "Aku akan mengirimkan satu malaikat untukmu yang akan menjaga dan mengasihimu."
"Tapi di surga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia," demikian kata si bayi.
"Kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."
Si bayi pun bertanya kembali, "Apa yang saya lakukan ketika saya ingin berbicara kepada-Mu?"
Sekali lagi Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."
Si bayi pun masih belum puas, ia pun bertanya lagi, "Saya mendengar di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?"
Dengan penuh kesabaran Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan melindungi dengan taruhan jiwanya sekalipun."
Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, "Tapi saya akan bersedih karena tidak akan melihat Engkau lagi."
Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu agar kembali kepada-Ku. Walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sampingmu."
Saat itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi pun dapat terdengar. Sang anak dengan suara lirih bertanya, "Tuhan, jika aku berangkat sekarang, bisakah Engkau memberi tahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?"
Tuhan pun menjawab, "Kamu dapat memanggil malaikatmu dengan nama IBU."
Kenanglah ibu yang dapat menyayangimu. Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kita pergi. Ingatkah engkau ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut yang membalut tubuhmu.
Ingatkah engkau ketika jemari ibumu mengusap kepalmu dengan lembut? Ingatkah engkau ketika air ibumu meneteskan air mata ketika kau sakit? Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang kau rindukan pada masa ketika ibumu telah tiada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar